Kamis, 01 Maret 2012

Jelajah Budaya Ke Kalasan

Aku masih penasaran tentang materi peninggalan sejarah yang diberikan di SMP (SMP Kanisius Sleman). Ya masih awang-awang, kalo nggak kesana langsung lihat candi itu. Desember 2011 aku sempatkan ke Kalasan, dengan sepeda Axion 3.0. Jelajah Budaya dalam artian belajar tentang sejarah. perjalananku dari rumah sampai di Kalasan ditempuh kurang lebih 2 jam dengan menggunakan sepeda. Panasnya minta ampun... berhadapan dengan mobil-mobil cepat dan Bus Jogja-Solo yang begitu cepat. Walapun panas bagiku tak menyurutkan niatku menuju kalasan untuk belajar sejarah. Sampai di kalasan pun sudah tidak ada tenaga lagi, untuk mengayuh, maklum sih nggak kuat PANAS. Sampai disana aku mencari minuman dawet. Wuih... rasanya mak Nyussss... diselingi dengan mkan pisang
Setelah minum dawet tenaga puli kembali, dilanjutkan menyusuri daerah Kalasan. Ada apa sih di kalasan? Di kalasan sangat terkenal karena peninggalan sejarahnya berupa candi (daerah Jogjakarta). Begitu pula dengan sangiran yang juga sangat terkenal dengan peninggalan sejarah purbakala ya..salah satunya kapak batu. Aku menyusuri Candi Sambisari dulu ya,...
Berdasarkan buku sejarah waktu SMP, Candi Sambisari adalah candi Hindu (Siwa) yang berada kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks candi Prambanan. Konon Candi ini dibangun pada abad ke 9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung di zaman kerajaan Mataram Kuno.
Posisi Candi Sambisari ternyata terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah, Wah-wah wah.. Kok bisa ya? ya bisa dong, bisa saja terjadi karena tertimbun lahar dari Gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11. Hal ini terlihat dari banyaknya batu material volkanik di sekitar candi.
Berdasarkan buku pelajaran yang aku baca, mungkin refrensinya sangat banyak Ensiklopedi Indonesia, kompleks ini dikelilingi oleh tembok candi yang asli dengan ukuran 50 m x 48 mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara (pendamping). Di dalam candi ini terdapat patung Durga, Maaf ni aku ga tahu posisi arah mata anginya hehehe (nggak bawa kompas) patung Ganesha, patung Siwa Agastya , dan di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga pintu: Mahakala dan Nadisywara. Di dalam candi utama terdapat patung Lingga dan Yoni dengan ukuran cukup besar. katanya, Pada saat penggalian, benda-benda bersejarah, di antaranya beberapa tembikar, perhiasan, cermin logam serta prasasti lempengan emas juga ditemukan.

Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari yang diabadikan menjadi nama candi tersebut, dan dipugar pada tahun 1986 Dinas kepurbakalaan yang mengetahui adanya temuan itu pun segera datang dan selanjutnya menetapkan areal sawah Karyowinangun sebagai suaka purbakala. Batu berpahat yang ditemukan itu diduga merupakan bagian dari candi yang mungkin terkubur di bawah areal sawah. Penggalian akhirnya dilakukan hingga menemukan ratusan bongkahan batu lain beserta arca-arca kuno. Dan benar, batu-batu itu memang merupakan komponen sebuah candi.Selang 21 tahun sesudahnya, keindahan candi akhirnya bisa dinikmati. Bangunan candi yang dinamai Sambisari itu berdiri megah di Dusun Sambisari, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, 10 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

beberapa keunikan :candi ini Bangunan candi induk cukup unik karena tidak mempunyai alas seperti candi di Jawa lainnya. Kaki candi sekaligus berfungsi sebagai alas sehingga sejajar dengan tanah. Bagian kaki candi dibiarkan polos, tanpa relief atau hiasan apapun. Beragam hiasan yang umumnya berupa simbar baru dijumpai pada bagian tubuh hingga puncak candi bagian luar. Hiasan itu sekilas seperti motif-motif batik.

(dokumen petualangan Veri di Nokia 9500)

Tidak ada komentar: