UNDANGAN PERNIKAHAN
--------------------------------------------------------
PROSESI pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara, dengan Achmad Ubaidillah atau Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara akan berlangsung mulai Minggu (16/10).
Berbeda dengan pernikahan tiga putri Sultan HB X lainnya, kali ini akan berlangsung di Kepatihan sesuai dengan tradisi pernikahan zaman Sultan Hamengku Buwono VII yang memerintah pada periode 1877-1920.
Pada pernikahan tiga putri Sultan HB X sebelumnya—Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun, GKR Condrokirono, dan GKR Maduretno—resepsi selalu diselenggarakan di Keraton Yogyakarta. Namun, pada pernikahan putri kelima ini tradisi pernikahan Sultan Hamengku Buwono (HB) VII dipraktikkan kembali.
”Kebiasaan pernikahan Sultan HB VII dipakai lagi. Resepsi pernikahan berlangsung di Kepatihan yang dulu menjadi tempat tinggal Patih Danurejo. Namun, pada pernikahan kali ini ada hal yang khusus, yaitu Sultan akan hadir dalam resepsi. Dulu, zaman Sultan HB VII dan sebelumnya, Sultan tak pernah hadir dalam resepsi di Kepatihan,” ujar anggota Tim Media Center, Kanjeng Raden Tumenggung Purwowinoto, kepada wartawan belum lama ini.
Prosesi pernikahan berlangsung selama empat hari empat malam mulai 16-19 Oktober. Seluruh rangkaian upacara ritual pernikahan akan diabadikan dan dijadikan film dokumenter. Film dokumenter ini akan dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan agar mudah dipahami masyarakat umum. Proses pengambilan gambar sudah berlangsung sejak bulan Juli lalu.
Prosesi pernikahan akan berlangsung di dua kompleks berbeda, yaitu Keraton Yogyakarta dan Kepatihan.
Beberapa ritual pernikahan kedua mempelai antara lain:
- Nyantri calon pengantin laki-laki di Bangsal Kasatriyan dan calon pengantin putri di Keputren (16 Oktober).
- Prosesi siraman kedua calon pengantin secara terpisah di Bangsal Kasatriyan dan Keputren (17 Oktober).
- Prosesi akad nikah pengantin laki-laki di Masjid Parepen (18 Oktober) dilanjutkan upacara panggih di Bangsal Kencono serta pemberian ucapan selamat dari tamu di emperan Bangsal Proboyekso yang disusul resepsi di Kepatihan.
- Pamitan keua mempelai kepada orangtua Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas (19 Oktober)
Pernikahan putri bungsu Sultan HB X ini mengingatkan kita pada pernikahan acara Royal Wedding Pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton.
--------------------------------------------------------------
Sumber Foto: VivaNews
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Sebanyak 150 angkringan yang menyajikan aneka minuman dan makanan disiapkan untuk menyambut pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara.
"Angkringan yang menyajikan nasi `kucing`, tempe dan tahu goreng, tempe dan tahu bacem, pisang rebus dan pisang goreng, serta minuman jahe, susu, kopi, teh, dan jeruk itu, siap dinikmati warga masyarakat secara gratis pada 17-18 Oktober 2011," kata Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Widihasto Wasana Putra di Yogyakarta, Ahad (16/10).
Menurut dia, angkringan itu disiapkan di sekitar simpang empat Kantor Pos Besar, Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Benteng Vredeburg, dan Jalan Malioboro. "Masyarakat yang menyaksikan prosesi pernikahan putri bungsu Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di sekitar tempat itu melalui videotron dan layar lebar dapat menikmati berbagai sajian di angkringan secara gratis," katanya.
Ia mengatakan semua itu merupakan sumbangan sukarela dari berbagai perusahaan swasta, organisasi profesi, dan sejumlah komunitas untuk "mangayu bagya" (ikut berbahagia) atas pernikahan GKR Bendara dengan KPH Yudanegara.
Selain angkringan, di Jalan Malioboro juga akan digelar berbagai pertunjukan seni tradisional yang akrab di tengah masyarakat, seperti Theklek Jathilan, Tari Ndolalak, dan Tari Kijang Sangkar. "Pertunjukan seni itu melibatkan warga, tidak hanya dari Yogyakarta, tetapi juga dari beberapa daerah seperti Solo, Boyolali, dan Magelang," katanya.
Rangkaian prosesi pernikahan putri bungsu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara dengan KPH Yudanegara mulai berlangsung Minggu (16/10) hingga Selasa (18/10). "Prosesi pernikahan dimulai dengan `nyantri` mempelai pria, siraman, midodareni, ijab qabul atau akad nikah, `panggih` (temu) pengantin, kirab pengantin, dan resepsi pernikahan di Kepatihan," kata putri sulung Sultan, GKR Pembayun.
Menurut dia, prosesi pernikahan tidak hanya dilakukan di keraton, tetapi juga di luar keraton, yakni kirab pengantin dari keraton menuju Kepatihan dan resepsi pernikahan di kompleks kantor gubernur DIY.
Saat ini di sejumlah titik di sekitar keraton tampak semarak dengan rangkaian hiasan, baik dari janur (daun kelapa yang masih muda) dan bunga-bunga segar yang dipasang untuk menyambut tamu.(Ant/ICH)
2 komentar:
PernikAhan AgUng di JoGja MeMbuAT isTimeWa
Kereeen, Ver ··· Bukan sekedar helat pernikahan biasa, tapi peristiwa kultural yang jarang terjadi.
Posting Komentar